Bakangkokng, Ritual
Penyembuhan Orang
Sakit
Oleh:
Antonius Sutatian
Bakangkokng, begitulah orang Dayak Kanayatn yang ada di Dusun
Jabeng, Desa Mamek, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak menamainya. Yaitu
satu diantara kepercayaan
tradisional
mistik yang dilakukan
untuk menyembuhkan orang sakit.
Hampir
dua jam mulut dukun itu komat-kamit melafalkan mantera yang terdengar seperti nyanyian. Begitu juga dengan kedua
tangannya yang tidak lepas memegang gagang tangkitn
(sejenis parang/golok: senjata perang suku Dayak Kanayatn) yang terikat pada
ayunan hingga menyentuh lantai. Tali yang digunakan untuk ayunan itu disebut tali danatn, disitu tergantung gerudung, sangkarok paratih (latok), tumpi,
kerek poe (cocor, potongan lemang dalam bambu), tujuannya untuk memanggil
roh, dan disinilah roh “simangat”
orang yang sakit diambil dan dikembalikan pada raganya.
Bagi
orang Dayak, percaya terhadap hal mistik adalah salahsatu bagian dari kehidupan,
terutama sebagai upaya lain untuk
mendapatkan kesembuhan. Jika usaha medis dianggap gagal, maka cara tradisional
akan ditempuh bukan
hanya sekedar alternatif, tapi
karena mereka percaya bahwa penyakit yang menimpa
seseorang ada penyebab lain,
yang datangnya dari sesuatu yang tidak terlihat (roh halus). Percaya atau tidak, setelah
dilakukan ritual pengobatan secara mistik, orang yang sakit biasanya menemukan
kesembuhan.
Di
bumi, apalagi disuatu tempat dengan hamparan hutan luas terdapat berbagai
misteri didalamnya. Alam ini tidak hanya didiami oleh manusia saja, ada
mahluk lain yang tidak bisa dilihat oleh manusia secara kasat mata. Nah, disaat membangun rumah,
berladang dan lain sebagainya sebelumnya tanah itu sudah
menjadi tempat tinggal roh halus. Tanpa
melakukan upacara adat sebagai ungkapan permisi dan
meminta hak mereka untuk diambil alih. Inilah terkadang menyebabkan orang
sakit-sakitan, tidak
damai seperti sering terjadinya keributan dalam rumah tangga. Dan
inilah
yang disebut "badi" oleh orang Dayak.
Cara
Mengetahui Penyakit
Malam
semakin larut, sunyi dan dingin, cahaya remang hanya diterangi pelita, suasana
mistik semakin terasa ketika dukun mulai mencari apa penyakit pasiennya, satu
persatu anggota keluarga dikibas atau dalam istilah pengobatan itu disebut bajampi menggunakan daun rinyuakng dan kalimabo. Bagian belakang tubuh dan tangan diterawang dengan api
lilin. Begitu juga dengan sebuah batu berwarna kuning berkilau ditempelkan
beberapa detik pada bagian tubuh orang yang mengalami sakit, lalu diterawang
pada api lilin. Batu itulah sebagai media untuk melihat dan menemukan apa
penyakit yang ada pada diri seseorang.
Peraga
Ritual Pengobatan
Dalam
ilmu pegobatan tradisional, bakangkokng
adalah tertua dari pengobatan tradisional suku Dayak Kanayatn. lama waktu untuk
melakukan ritual pengobatan sekitar enam jam dan dilakukan pada malam hari,
dimulai pada pukul 21:00 dan berakhir pukul 03:00. Berbeda dengan baliatn, dan balenggang yang menggunakan waktu satu malam penuh.
Peraga
adat yang digunakan dalam ritual bakangkokng
diantaranya adalah tujuh cangkir beras biasa, kemudian ditambah dengan jumlah
keluarga yang menghuni rumah. Satu piring beras biasa yang disebut beras sunguh, dan satu piring beras lemang “poe”, telur, sebilah buah tengkawang, mata satali (uang logam/perak), sirih
masak tujuh buah, rokok daun tujuh linting. bantal sirih (bantal karakek) berisi
pinang, kapur, dan tembakau. Diletakan diatas pahar persis dihadapan sang dukun.
Yang
ada diatas pahar inilah yang disebut roba tua. Artinya dalam ritual bakangkokng
itu yang pertama disiapkan oleh tuan rumah. Sedangkan satu ekor ayam jantan
digunakan untuk ritual pengobatan didalam rumah, atau dalam bahasa Dayak
Kanayatn disebut manok bakangkokng. Kemudian
ada juga yang disebut roba bajalatn, digunakan
untuk ritual diteras dan diluar rumah. Peraga lainnya ada sebuah kotak kecil
terbuat dari bahan logam, didalamnya berisi sirih. Tempayan kecil disebut buat tangah, didalamnya sebilah parang/golok,
daun kalimabo, dan daun rinyuakng.
Untuk
memulai ritual“baduduk” menggunakan satu
ekor ayam. Diruang tamu “ka bilik”
satu ekor. Begitu juga untuk ditempat tidur satu ekor. Satu ekor lagi untuk
diteras rumah, dipersimpangan rumah “ka saka” atau istilahnya disebut nyapat juga satu ekor. Dan satu ekor
anak anjing juga sebagai syarat untuk pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar